
Apa itu Dextrometrophan ?

Dextromethorphan atau sering
disingkat DMP, adalah obat batuk “over the counter” (OTC) yang disetujui
penggunaannya pertama kali pada tahun 1958. OTC artinya dapat dibeli secara
bebas, tanpa resep. Walaupun demikian, obat ini hanya boleh dijual di toko obat
berizin. Meskipun ada dalam bentuk murni, DMP biasanya berupa sediaan
kombinasi. Artinya, dalam satu tablet, selain DMP juga terdapat obat lain
seperti parasetamol (antinyeri antidemam), CTM (antihistamin),
psuedoefedrin/fenilpropanolamin (dekongestan), atau guafenesin (eskpektoran).

Obat ini bekerja sentral, yaitu
pada pusat batuk di otak. Caranya dengan menaikkan ambang batas rangsang batuk.
Sebagai catatan, beberapa obat batuk lain bekerja langsung di saluran napas.
Secara kimia DMP (D-3-Methoxy-N-Methyl-Morphinan) merupakan suatu dekstro
isomer dari levomethorphan, suatu derivate dari morfin semisintetik. Walaupun
strukturnya mirip narkotik, DMP tidak beraksi pada reseptor opiat sub tipe mu (seperti
halnya morfin atau heroin), tetapi ia beraksi pada reseptor opiat subtipe sigma,
sehingga efek ketergantungannya relatif kecil. Pada dosis besar, efek
farmakologi DMP menyerupai PCP atau ketamin yang merupakan
antagonis reseptor NMDA.

Manfaat utama DMP adalah menekan
batuk akibat iritasi tenggorokan dan saluran napas bronkhial, terutama pada
kasus batuk pilek. Untuk mengusir batuk, dosis yang dianjurkan adalah 15 mg
sampai 30 mg yang diminum 3 kali sehari. Dengan dosis sebesar ini, DMP relatif
aman dan efek samping jarang terjadi.
In Fact
![]() |
Pengedar |
Bagi sekelompok pecandu narkoba
yang kurang modal, mereka akan mengkonsumsi dextromethorphan jauh di atas
ambang batas dosis yang diizinkan. Hasilnya, selain ‘fly’, sel-sel tubuh mereka
akan mengalami keracunan hebat. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa
penyalahgunaan DMP sering terjadi, penyebabnya yaitu selain murah, obat ini
juga relatif mudah didapat. Bentuk penyalahgunaannya antara lain adalah
konsumsi dalam dosis besar (berpuluh-puluh butir) atau mengkonsumsinya bersama
alkohol atau narkoba. Pada keadaan overdosis, terjadi berbagai macam efek
samping. Terjadi stimulasi ringan pada konsumsi sebesar 100 – 200 mg; euforia
dan halusinasi pada dosis 200 – 400 mg; gangguan penglihatan dan hilangnya
koordinasi gerak tubuh pada dosis 300 – 600 mg, dan terjadi sedasi disosiatif
(perasaan bahwa jiwa dan raga berpisah) pada dosis 500 – 1500 mg.
DMP pada dosis besar ia
menyebabkan efek euphoria dan efek halusinogen dissociative. Halusinogen
dissociative yaitu dibloknya fungsi kesadaran di dalam otak dan saraf sehingga
akan membuat si pemakainya berhalusinasi dan merasakan seperti berada di dalam
mimpi dan sukar membedakan antara nyata atau tidaknya halusinasi
tersebut. Overdosis DMP yang lain dapat menyebabkan
hiper-eksitabilitas, kelelahan, berkeringat, bicara kacau, hipertensi, dan mata
melotot (nystagmus). Penyalahgunaan sediaan kombinasi malah berefek
lebih parah. Komplikasi yang timbul dapat berupa peningkatan tekanan darah
karena keracunan pseudoefedrin, kerusakan hati karena keracunan parasetamol,
gangguan saraf dan sistim kardiovaskuler akibat keracunan CTM. Alkohol atau narkotika
lain yang telan bersama DMP dapat meningkatkan efek keracunan dan bahkan
menimbulkan kematian.
Gejala lain yang terjadi akibat
overdosis DMP adalah bicara kacau, gangguan berjalan, gampang tersinggung,
berkeringat, dan bola mata berputar-putar (nistagmus). Penyalahgunaan sediaan
kombinasi malah berefek lebih parah. Komplikasi yang timbul dapat berupa
peningkatan tekanan darah karena keracunan pseudoefedrin, kerusakan hati karena
keracunan parasetamol, gangguan saraf dan sistim kardiovaskuler akibat
keracunan CTM. Alkohol atau narkotika lain yang telan bersama DMP dapat
meningkatkan efek keracunan dan bahkan menimbulkan kematian.
Penyalahguna DMP menggambarkan
adanya 4 plateau yang tergantung dosis, seperti berikut:
Plateau
|
Dose (mg)
|
Behavioral Effects
|
1st
|
100–200
|
Stimulasi ringan
|
2nd
|
200–400
|
Euforia dan halusinasi
|
3rd
|
300– 600
|
Gangguan persepsi visual dan
hilangnya koordinasi motorik
|
4th
|
500-1500
|
Dissociative sedation
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar